Rabu, 26 November 2025

Lagu Batak "Bunga Pancur" (Marsada Band)

 Rabu, 26 November 2025


        Sore hari, saya sedang berada di teras kontrakan saya. 

        Saya duduk sambil mendengarkan lagu Batak Toba--Bunga Pancur-- dari Marsada Band. Saya termenung menghayati setiap lirik lagu, patikan gitar, suara yang penyanyi yang menciptakan lagu ini, berserta iramanya dari musik lagunya.

        Lagu ini sangat cocok diputar saat keadaan kita sedang santai dan keadaan hati sedang tidak baik-baik saja. Irama musik dari lagu ini sangat tenang, bisa membuat psikolog kita menjadi kembali normal hahahhaha.

        Lagu ini juga mengisahkan seorang "Boru ni Raja" ( Putri Sang Raja ). Yang dimaksud dari kalimat "Boru ni Raja" ialah : dalam penjelasan masyarakat Batak Toba pada umunya, perempuan yang mendapat julukan ini, biasanya perempuan itu memliki penilaian lengkap dari pandangan masyarakat di kampung halamannya. 

        Julukan ini sangat spesial dan berharga bagi masyarakat Batak Toba karena perempuan seperti ini tidak banyak, perempuan seperti ini dinilai bukan hanya dari cantik  parasnya saja, tetapi dinilai juga dari kehidupan dia sehari-hari. Biasanya itu juga dinilai dari keahlian dia di dalam rumah tangga, lembut tutur katanya, lemah lembut dari hatinya akan tetapi tegas, berpengang teguh di atas pendiriannya, dan terakhir paling dasar itu pengetahuan atau pemahaman dia terhadap "tarombo" atau silsilah dari marganya dan keluargnya sendiri. 

        Karakteristik seperti ini tidak terdapat di semua perempuan Batak Toba, saya mengakui dan sebagian besar masyarakat Batak Toba juga mengatakan hal serupa.  Biasanya yang ditemukan pada perempuan Batak Toba pada umunya hanya memiliki beberapa diantara jenis karakteristik itu.

        Paling banyak itu di cantik parasnya, kemudian ada hanya di kepintaran dia di "tarombo" (silsilah), ada juga yang hanya memiliki cantik di parasnya dengan keahlian di dalam rumah tangga. 

        Tapi sebelum kita lanjut ceritanya, saya perlu menjelaskan apa yang dimaksud dengan keahlian dia di dalam rumah tangga. Sebenarnya ini adalah hal dasar yang dimilki semua perempuan. Tapi beda di budaya Batak Toba, keahlian ini sangat dipaksa semua perempuan Batak menguasainya. 

        Keahlian di dalam rumah tangga itu adalah keahlian yang bisa memasak, tapi bukan asal memasak jenis masakan. Di Batak Toba, perempuannnya harus bisa memasak "ikkan nadi arsik" ( Ikan Asik ), biasanya di kalangan masyarakat Batak Toba, ikan arsik diantaranya : Ikan Mas, dan Mujaher.

  Gambar ikan mas arsik
Gambar ikan mujaher arsik

           Lalu harus bisa masak mie gomak, masak "Natinombur" ikan bakar yang disiram dengan bumbu khas yang pekat, pedas, dan kaya rempah". 

        Tidak semua mampu memasak itu, diantaranya emang tidak tau cara memasaknya. Padahal itu adalah hal dasar yang harus dimiliki setiap perempuan. 

        Kembali lagi ke topik "Boru ni Raja" (Putri Sang Raja" masyarakat Batak Toba memberikan nama itu karena dia sudah paket komplit, pemberian nama ini tidak pernah memandang latar ekonomi keluarganya. Akan tetapi, kebanyakan yang mendapat nama ini di latar belakang ekonominya kelas menengah. 

       Perempuan "Boru ni Raja" ini sangat berharga di kalangan masyarakat, penjelasan lainnya itu lebih disegani, baik dari dirinya sendiri begitu juga dengan keluarganya. Jika suatu saat ada laki-laki yang mendekati perempuan itu, laki-laki itu tidak sembarangan juga.

        Di kalangan kaum muda , laki-laki kebanyakan langsung mundur hahahha, sekalipun latar belakang ekonomi laki-laki itu lebih tinggi dibandingkan latar belakang ekonomi itu. 

        Karena ada beberapa alasan yang membuat laki-laki kebanyakan mundur, diantaranya itu "sinamot" atau maharnya nominalnya itu tinggi, begitu juga dengan pesta harus mewah dan meriah, mengapa demikian, karena dia memiliki julukan yang spesial. Tapi perempuan yang memiliki julukan ini sangat banyak yang menyukainya, ini salah satu alasan membuat laki-laki mundur.

        Maka karena itu, perempuan yang memiliki julukan ini kebanyakan lama dapat jodoh, tetapi sekali dia sudah menemukan jodohnya dan sudah menikah, masyarakat Batak Toba percaya langsung, bahwa keluarga perempuan ini akan harmonis dan akan senantiasa mendapatkan keberuntungan yang abadi.

        Jadi pada intinya, saya hanya membahasa makna lagu "Bunga Pancur" menurut pemahaman dan pengalaman saya sendiri selama saya menjadi masyarakat Batak Toba..


Foto Boru ni Raja




        
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sumatera Utara

          Akhir tahun 2025 ini banyak sekali kejadin yang tidak di inginkan terjadi di negara konoha ini, anehnya kenapa setiap tahun itu ji...