Minggu, 05 Oktober 2025

Lakonnn

Dewa 19, Band legend di Indonesia. Penggemar Dewa mulai tahun 2020, sejak mengenal seorang wanita di kampung dahulu hahahah..  Opening apa ini 

Cerita ini sebenarnya kisah saya lagi, tetapi saya tidak bersedia menceritakan nyata nya hahahaha, rasanya campur aduk waktu itu perasaan saya hahahah..

WARISAN LANGIT SENJA

Genre: Drama keluarga – perjuangan – inspiratif
Lagu Inspirasi: “Cukup Siti Nurbaya” – Dewa 19
Penulis: Freddy Nainggolan

DAFTAR TOKOH

Pardi : Lelaki muda, 25 tahun. Pernah idealis dan keras kepala, kehilangan arah setelah cinta dan ayahnya pergi.
Ibu Arga : Ibunya Pardi, sederhana tapi bijak. Menyimpan kesedihan dalam keteguhan.
Gultom : Sahabat Pardi sejak kecil. Lucu, realistis, tapi berhati tulus.

LATAR WAKTUNYA DAN TEMPATNYA

Tempat: Rumah keluarga Pardi di pinggir kota, dengan ruang tamu sederhana, foto mendiang ayah di dinding, dan suara kendaraan jauh.
Waktu: Dari sore menuju pagi hari — perjalanan batin dari gelap menuju terang.

STRUKTUR LAKONNYA

ADEGAN 1 – Sore yang sunyi
(Lampu temaram. Hujan rintik terdengar. Di ruang tamu, Ibu Arga melipat pakaian. Pardi duduk termenung di depan foto ayahnya.)

Ibu Arga:
Sudah tiga hari kamu duduk di situ, Nak. Foto itu nggak akan menjawab pertanyaanmu.


Pardi:
Aku cuma… rindu, Bu.
Kalau Ayah masih ada, mungkin semuanya nggak begini.

Ibu Arga:
Kamu pikir Ayahmu dulu nggak pernah jatuh?
Dia juga pernah merasa kehilangan arah. Tapi dia nggak berhenti.

Pardi:
Aku udah coba kerja di luar, Bu. Tapi semuanya berantakan.
Bengkel Ayah tinggal nama. Aku gagal terus.

Ibu Arga :
Nak, Ayahmu nggak minta kamu jadi dia.
Dia cuma mau kamu berdiri lagi dengan cara kamu sendiri.

ADEGAN 2 
Datangnya Gultom

Gultom:
Permisi! Ada orang hidup di rumah ini, atau semuanya udah berubah jadi patung galau?

Pardi:
Kopi apa ini, Tom? Bau pahitnya udah kayak nasibku.

Gultom:
Halah, paling nggak kopi ini masih hangat, beda sama semangatmu.
Kamu tuh kenapa, sih? Masih mikirin dia?

Pardi:
Udah nikah, Tom. Udah punya hidup yang baru.
Aku yang masih di sini, stuck. Semua mimpi kayak sia-sia.
Gultom:
Eh, denger ya, Pardi.
Kadang orang pergi bukan buat ninggalin, tapi buat nyuruh kita sadar:
hidup nggak berhenti di satu orang.

Pardi:
Tapi aku nggak tahu mau mulai dari mana lagi.

Gultom :
Mulai dari yang tersisa. Dari bengkel itu, dari Ibumu, dari dirimu sendiri.
(Gultom mengambil gitar, memetik pelan intro “Cukup Siti Nurbaya.”)

Gultom menyanyi pelan :
"Aku tak rela... kau dipaksa untuk menikah..."

Pardi :
Lagu itu… dulu lagu favoritku sama dia.
Sekarang rasanya kayak tamparan.

Gultom:
Biarin. Kadang tamparan itu bikin kita bangun.





ADEGAN 3 
Malam Kesadaran

(Lampu remang. Pardi menatap foto ayahnya, berbicara pelan.)

Pardi:
Yah… aku dulu cuma mau bikin Ayah bangga.
Tapi yang kulakukan malah nyia-nyiain waktu.
Sekarang bengkel tinggal puing, mimpi tinggal debu.

(hening sebentar)

Pardi (menghela napas panjang):
Tapi mungkin… ini saatnya aku benerin semuanya.
Aku bakal hidupin lagi bengkel itu.
Bukan buat buktiin apa-apa, tapi buat nerusin langkah Ayah.

ADEGAN 4 
 Cahaya Pagi

Ibu Arga (terkejut bahagia):
Pardi? Kamu… udah rapi begini?

Pardi (tersenyum):
Aku mau ke bengkel, Bu.
Aku dengar mesin lama Ayah masih ada.
Katanya rusak parah, tapi… aku mau coba benerin.


Ibu Arga (terharu):
Ayahmu pasti bangga.
Dia selalu bilang, “Lelaki sejati bukan yang tak pernah jatuh, tapi yang tahu kapan harus bangkit.”

Pardi:
Sekarang aku tahu maksudnya, Bu.
Aku nggak mau terus lari dari warisan Ayah.

ADEGAN 5 
Penutup

Gultom:
Nah! Tadaa! Papan barunya udah jadi.
Gratis, tapi kamu harus traktir kopi tiap sore, ya!

Pardi (tertawa):
Kopi pahit kayak hidup, tapi bikin kuat. Deal.

Ibu Arga (tersenyum):
Akhirnya rumah ini punya tawa lagi.
Ayahmu pasti tersenyum di sana.

Pardi:
Sekarang… aku bukan lagi anak yang kalah.
Aku cuma anak yang belajar berdiri lagi.

(Mereka bertiga berdiri bersama, memandang langit jingga senja.)

Gultom:
Langitnya indah ya.

Ibu Arga:
Itu tanda hari baru, Nak.
Tanda kalau hidup masih mau menunggu kita.

Pesan Moral : 
> Warisan sejati dari seorang ayah bukanlah harta,
> melainkan keberanian anaknya untuk bangkit dan meneruskan hidup.


1 komentar:

  1. "Aku tak rela... kau dipaksa untuk menikah..." liriknya dapat dari mana?

    BalasHapus

Sumatera Utara

          Akhir tahun 2025 ini banyak sekali kejadin yang tidak di inginkan terjadi di negara konoha ini, anehnya kenapa setiap tahun itu ji...